Khutbah Jumat Ramadhan: Kesempurnaan Pahala di Bulan Ramadhan
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Khutbah Jumat Ramadhan: Kesempurnaan Pahala di Bulan Ramadhan ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 19 Ramadhan 1440 H / 24 Mei 2019 M.
Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Ramadhan: Kesempurnaan Pahala di Bulan Ramadhan
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
Ummatal Islam,
Kita berusaha untuk meraih pahala yang sempurna dalam setiap ibadah. Sekarang kita berada di sebuah ibadah yang agung, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan. Maka kita berusaha untuk mendapatkan kesempurnaan pahala di bulan Ramadhan. Bagaimana agar kita mendapatkan kesempurnaan pahala di bulan Ramadhan? Dan puasa seperti apa yang paling sempurna di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?
1. Iklhas
Yang pertama yaitu yang paling ikhlas. Siapa yang paling ikhlas, dialah yang paling besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara orang yang kurang ikhlas, dia tidak mendapatkan pahala kecuali sesuai dengan niatnya tersebut. Karena Allah Ta’ala telah mengabarkan dalam Al-Qur’an bahwa orang yang menginginkan kehidupan dunia dari amalnya, Allah akan memberikan apa yang ia niatkan tanpa dikurangi. Tapi di hari akhirat dia tidak mendapatkan apa-apa kecuali api neraka.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amal seseorang itu dihitung sesuai dengan niatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga: Hadits Arbain Ke 1 – Innamal A’malu Binniyat
Maka semakin ikhlas, semakin besar pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Sesuai Sunnah
Yang kedua adalah yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Semakin amalan sesuai dengan sunnah Rasul, semakin besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kata para ulama, kesesuaian amal seseorang sesuai dengan sunnah Rasul, itu lebih besar pahalanya dibandingkan dengan banyaknya amal.
Bandingkan apabila seorang wanita yang shalat di rumah sementara yang lainnya shalat di masjid, tentu yang di rumah lebih utama. Padahal yang ke masjid lebih capek dan lebih banyak tenaga. Akan tetapi ternyata yang lebih sesuai sunnah Rasul itulah yang lebih besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Lalu bagaimana puasa kita yang sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam? Ada beberapa perkara yang hendaknya diperhatikan, saudaraku sekalian.
Agar puasa kita sesuai dengan sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
Pertama, yaitu kita berusaha puasa kita adalah puasa yang jauh dari kemaksiatan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ
“Siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan terus-menerus mengamalkan perkataan dusta.”
فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Maka Allah tidak membutuhkan puasanya lagi.” (HR. Bukhari)
Maka orang yang berpuasa akan tetapi ia masih suka berbuat maksiat, hampir-hampir puasanya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hakikat puasa bukan sebatas menahan diri daripada lapar dan dahaga. Tapi menahan anggota tubuh kita dari memaksiati Allah ‘Azza wa Jalla.
Kedua, yaitu puasa hendaknya kita memperbanyak dzikir kepada Allah. Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah ketika menafsirkan firman Allah:
وَلَذِكْرُ اللَّـهِ أَكْبَرُ
“dan dzikir kepada Allah itu yang paling besar.”
Kata Ibnul Qayyim artinya amalan apabila diwarnai dengan dzikir kepada Allah, semakin besar pahalanya di sisi Allah. Maka puasa yang paling utama yaitu yang paling banyak dzikirnya pada puasa tersebut.
Seseorang yang berpuasa dan dia banyak membaca Al-Qur’an, banyak dia berdzikir kepada Allah, itu jauh lebih utama dibandingkan dengan orang yang berpuasa tapi jarang membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudarku, hendaknya kita berusaha agar puasa kita banyak berdzikir kepada Allah. Yaitu dengan cara membaca Al-Qur’an ataupun dzikir-dzikir mutlak yang lainnya.
Ketiga, hendaknya puasa kita jauh dari perkara yang sia-sia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam hadits riwayat Tirmidzi:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
“Bukanlah puasa itu sebatas menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi puasa itu menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia dan ucapan-ucapan yang tidak baik.” (HR. Tirmidzi)
Seseorang yang berpuasa tapi lebih banyak melakukan perkara yang sia-sia, maka itu kurang pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara orang yang berpuasa tapi hari-harinya ia gunakan untuk perkara yang bermanfaat, ia gunakan untuk ketaatan, ia gunakan untuk pahala di sisi Allah, maka itu semakin besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Keempat, puasa yang sesuai dengan sunnah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yaitu puasanya memperhatikan padanya adab-adabnya. Hal ini sebagaimana Rasulullah bersabda:
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
“Apabila seorang dari kalian sedang berpuasa, jangan berkata kotor, jangan berteriak-teriak, dan apabila ada seseorang hendak mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia berkata kepadanya, ‘Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihat di sini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita adab orang yang berpuasa. Bahwa ketika sedang berpuasa, jauhkan kata-kata yang kotor, ketika kita berpuasa, jauhkan berteriak-teriak mengganggu orang. Demikian pula kata Rasulullah, apabila ada orang yang ingin mengajak kita bertengkar, maka katakan kepada dia, ‘Aku sedang berpuasa’, artinya kita tahan emosi kita. Karena disaat puasa, pasti orang itu lapar dan lapar seringkali menimbulkan emosi. Tapi ketika ia berusaha untuk menahan emosinya, itu menunjukkan akan besarnya pahala di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah bersabda:
لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِى يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Bukanlah orang yang kuat itu yang bisa mengalahkan orang lain dalam pergulatan, tapi orang yang kuat itu adalah yang mampu menahan amarahnya padahal ia mampu untuk melaksanakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kelima, puasa yang sempurna yaitu puasa yang diwarnai dengan banyak sedekah. Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di bulan Ramadhan lebih banyak lagi sedekahnya. Sebagaimana Ibnu Abbas berkata di dalam hadits riwayat Bukhari. Kata Ibnu Abbas:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan disaat bertemu dengan Jibril” (HR. Al-Bukhari)
Subhanallah. seseorang yang puasanya disertai dengan sedekah, dia telah mendapatkan kesempurnaan daripada pintu-pintu kebaikan. Bahan diberikan kepada dia sebuah janji yang besar, yaitu kamar-kamar yang istimewa di dalam surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرْفًا يُرَى ظَاهِرُهَـا مِنْ بَاطِنِهَا وَبَاطِنِهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، أَعَدَّهَا اللهُ تَعَالَى لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَأَلاَنَ الْكَلاَمَ، وَأَدَامَ الصِّيَامَ، وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ.
“Sesungguhnya di dalam Surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar. Allah Ta’ala menyediakannya bagi orang yang suka memberi makan, melunakkan perkataan, senantiasa berpuasa, dan shalat malam pada saat manusia tidur.” (Demikian dalam riwayat Al-Bazzar)
Ikhwatal Islam, maka seseorang yang banyak bersedekah dan memberi makan, terlebih memberi makan orang yang berbuka puasa, ia telah mendapatkan janji kamar-kamar yang istimewa di dalam surga. Sungguh inilah puasa yang sangat istimewa di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم
Khutbah kedua – Khutbah Jumat Ramadhan: Kesempurnaan Pahala di Bulan Ramadhan
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ
Ummatal Islam,
Perkara-perkara yang disebutkan tadi, dalam prakteknya terkadang amat sulit buat kita. Untuk menjadikan hari-hari di bulan Ramadhan ini penuh dengan dzikir kepada Allah saja, terkadang berat sekali. Maka kewajiban kita adalah untuk berjihad melawan diri sendiri, berjihad melawan kemalasan, berjihad melawan setan yang senantiasa menggoda manusia. Karena sesungguhnya ada setan-setan yang tidak diikat di bulan Ramadhan kata para ulama. Yaitu yang disebut dengan setan Qorin, jin-jin Qorin yang menemani setiap manusia. Itu yang tidak diikat kata para ulama.
Maka demikian pula di bulan Ramadhan kita harus melawan setan kita sendiri. Supaya kita mau menaati Allah terus di bulan Ramadhan ini walaupun ketika kita sedang berpuasa.
Saudaraku, inilah cara untuk meraih pahala yang paling sempurna di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segeralah kita lakukan ini. Karena sesungguhnya ialah merupakan ghonimah, pahala yang besar yang kelak seseorang apabila meninggal ia akan bergembira melihat pahala puasanya yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ
اللهم تقبل صيامنا وقيامنا و جميعا عباره يا رب العالمين
اللهم اصلح ولاه امور المسلمين في هذا البلد وفي سائر بلاد المسلمين يا رب العالمين اللهم انصر المسلمين في كل مكان يا رب العالمين اللهم واتوب علينا انك انت التواب الرحيم
عباد الله:
Download Khutbah Jumat Ramadhan: Kesempurnaan Pahala di Bulan Ramadhan
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47183-khutbah-jumat-ramadhan-kesempurnaan-pahala-di-bulan-ramadhan/